Pages

Friday 7 June 2013

Konsisten dalam sebuah pilihan

Saat saya lulus SMA saya bingung untuk melanjutkan pendidikan apa dan dimana, kaka saya menyarankan untuk masuk fakultas ilmu komputer. Saran tersebut cukup bagus, karena kemajuan teknologi semakin berkembang pesat. Ada baiknya saya mengikuti saran kaka walaupun saat itu saya belum bisa mengoperasikan sebuah komputer. 

Setelah saya setuju saran yang diajukan kaka, saya pun langsung mencari universitas yang bagus dalam bidang ilmu komputernya, dan letaknya tidak terlalu jauh dari rumah saya. Kemudian saya menemukan satu universitas swasta yang katanya cukup bagus dalam ilmu komputernya. Saya pun langsung mendaftarkan diri di universitas tersebut. 

Pada saat pendaftaran, saya bingung lagi soal jurusan apa yang saya pilih, saya ditawarkan banyak sekali jurusan. Setelah saya bertanya-tanya tentang prospek dari masing-masing jurusan,  saya pun langsung memutuskan untuk memilih jurusan system informasi Karena prospek kedepannya cukup bagus dan banyak siswa yang mengambil jurusan itu di universitas tersebut.

Setelah memasuki semester awal, saya merasa saya yang paling gaptek (gagap teknologi) di jurusan tersebut. Saya belum bisa mengoperasikan komputer, sedangkan yang lain sudah pada mahir dalam mengoperasikan komputer. Tapi saya tidak putus asa, saya berpikir “dia hanya tau lebih dulu dibandingkan saya”. Saat itu saya mulai mempelajari sedikit demi sedikit tentang dunia komputer, khususnya perangkat lunak komputer. Walaupun sampai sekarang kemampuan saya belum seperti teman-teman saya yang mahir dalam dunia komputer khususnya software, Saya tetap terus berusaha, karena saya yakin pasti bisa kalau saya mau berusaha dengan sungguh-sungguh. Banyak yang bilang kalau saya salah memilih jurusan, tetapi itu hanya menjadi angin lewat di telinga saya, karena saya berpikir bahwa tidak ada yang salah jurusan, yang ada hanya kurangnya niat dalam menjalaninya. Kalau ada niat sungguh-sungguh dalam menjalaninya, pasti semuanya akan lebih mudah.
 

 
 
 

Thursday 6 June 2013

Kehidupan dipesantren

Berbagai rasa saya temukan disana, seperti sedih, senang dan lain-lain. Sedih saat pertama kali di titipkan orangtua di sebuah pesantren. Tapi lama kelamaan rasa sedih itu akan hilang setelah sudah kenal dengan beberapa teman di pesantren tersebut. Rasa senang karena kita mempunyai banyak teman yang baru. 

Teman tersebut memiliki karakter berbeda-beda, ada yang pendiam, ada yang sangat aktif, dan ada juga yang sering usil. Tapi walaupun berbeda karakter tetap saja kebersamaan tetap terjaga dan solidaritas antar sesama tetap saling terjalin dengan baik.  Hal itu lah yang saya senangi saat di pesantren. 

Kegiatan di pesantren itu hampir  sama seperti sekolah umum pada biasanya, yaitu pada pagi hari diadakan kegiatan belajar dari jam 7 hingga jam 1 siang, bedanya itu hanya pada sisi agamanya, di pesantren lebih banyak pelajaran agamanya dibandingkan pelajaran yang umumnya.  Setelah itu ada waktu istirahat siang sampai waktu ashar tiba, lalu dilanjutkan lagi dengan mengikuti pengajian di aula selama 1 jam,  lalu ada waktu untuk bersantai-santai sampai waktu magrib tiba. Waktu bersantai-santai ini biasanya saya isi dengan berjalan-jalan di daerah sekitar pesantren, seperti melihat perkebunan di sekitar pesantren dan melihat-lihat pembudidayaan ikan air tawar. Kegiatan itulah yang membuat hilang rasa bosan saya di pesantren. 

Setelah waktu magrib,  pengajian pun di lanjutkan kembali selama satu setengah jam. Setelah itu para santri di berikan waktu luang untuk menghafal beberapa hafalan, tapi ada beberapa santri menggunakan waktu luang itu untuk bermain, bercanda, mengobrol dan lain-lain. Pada jam 9.30, para santri diharuskan untuk tidur. Bagi santri yang rajin, dia akan bangun pada saat jam 3 pagi untuk menjalankan solat thajjud, sedangkan bagi santri yang malas, dia akan bangun saat waktu subuh datang, itu pun karna di paksa oleh para ustadznya.

Itulah pengalaman saya saat di pesantren…