Pages

Monday 8 October 2012

Pantun Kilat


       Salah satu jenis puisi lama yang cukup digemari adalah pantun kilat atau ungkapan bersajak. Bentuk puisi ini disebut carmina*. Bentuk puisi ini memang sama dengan pantun, kecuali bahwa ia terdiri dari dua baris. Seperti halnya dengan pantun, pantun kilat mempunyai sampiran yang terdapat pada baris pertama dan isi yang terdapat ada baris kedua.
       Pantun ini berirama (karena itu disebut ungkapan bersajak) seperti pantun. Irama puisi ini dibentuk dengan permainan ulangan kata, kemasannya lebih padat dan padu, mengandung rima** (tengah dan akhir).
     Pantun kilat dianggap juga sebagai teka-teki dalam berbahasa. Bila seorang mengucapkan Dahulu perang, sekarang besi, orang yang mendengar ucapan itu sudah harus mengerti bahwa makna kata-kata itu adalah Dahulu sayang, sekarang benci. Dengan demikian, dalam kehidupan sehari-hari ungkapan bersajak semacam ini sering digunakan, entah cukup diucapkan sampirannya saja, atau dapat saja diucapkan secara utuh. 

*   pantun dua seuntai, baris pertama sebagai lampiran dan baris kedua sebagai isi
** pengulangan bunyi yang berselang






DAFTAR PUSTAKA

KERAF, Gorys (1994). Terampil berbahasa Indonesia 2. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
 

Friday 5 October 2012

Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur

Sinopsis
Novel ini mengisahkan tentang seorang perempuan bernama Nidah Kirani. Ia seorang wanita muslimah yang menjadi pelacur.  Pada awalnya Ia adalah seorang mahasiswa dan aktivis jemaah islam yang mencita-citakan tegaknya islam kaffah. Kecintaannya pada agama membuat dia memilih untuk hidup yang sufistik dan keinginannya hanya satu yaitu menjadi muslimah yang mampu menjalankan ajaran agama secara kaffah. Tidak ada aktivitas hidup yang lebih bermakna selain mendekatkan diri dengan ibadah, mengkaji Kitab Suci dan berzikir lantun kepada-Nya. Ia menegakkan hukum islam dengan memilih jalan dakwah dan bergabung dalam suatu organisasi islam, Organisasi dimana jemaahnya ingin mendirikan negara Islam di Indonesia.
Setelah tergabung dalam organisasi tersebut, ia merasa tidak ada kemajuan dalam organisasinya. Sistem yang tidak transparan yang didalamnya terdapat kepalsuan dan kebohongan.  Nidah Kirani merasa banyak keganjilan dalam organisasi tersebut. Rasa kekecewaan perlahan tumbuh, ia merasa apa yang selama ini menjadi obsesinya dan sedang ia perjuangkan melalui organisasi tersebut, mengalami jalan buntu. Perjalanan sucinya sebagai juru dakwah demi tersemainya tetumbuhan syariat seolah berada dalam lorong panjang yang remang.
Nidah Kirani merasa sangat kecewa, belum lagi banyak masalah yang timbul akibat keaktifannya dalam organisasi itu. Bukannya segera bertobat dan kembali ke jalan Allah, ia malah justru merasa kecewa dengan Allah. Ia merasa tidak ada intervensi dari Allah, padahal ia telah sebegitu berjuangnya selama menegakkan agama.
Nidah Kirani berusaha melarikan diri dari perkumpulan agama yang dianggapnya suci itu. Setelah keluar dari jamaah, Nidah bertemu seorang aktivis mahasiswa yang pernah menjadi teman diskusinya di kampus tempat ia menimba ilmu. Kepadanya ia mencurahkan isi hatinya atas kegundahan yang ia alami. Kepada temannya itu pula ia banyak berdiskusi ihwal pergerakan politik mahasiswa.
Selang beberapa hari berlindung di naungan teman aktivis itu, harkat dan martabatnya sebagai perempuan suci ternodai oleh hasrat-birahi temannya. Dan laki-laki tersebut perlahan menghilang dari pandangan matanya, kemudian akhirnya lenyap entah kemana.
Nidah Kirani kini tak lagi punya pegangan hidup. Nilai-nilai agama yang pernah dia anggap suci dan mulia kini meredup dan terlihat samar-samar di matanya. Sementara beban kejiwaan akibat kesuciannya ternodai menambah pelik persoalan hidupnya. Dalam keadaan seperti itu, ia merasa perjalanan hidupnya terasa gelap. Tuhan yang selama ini menjadi tempat peraduan terakhirnya, seolah tak mau membahas takdir hidupnya. Karena itu ia bersuudzon kepada tuhan. Bagi Nidah, tak ada alasan untuk mengabdi kepada Tuhan.Pada keadaan tersebut, Nidah masuk kedalam kehidupan yang gelap, yaitu kehidupan dengan perilaku seks bebas dan kebiasaan menenggak obat-obatan terlarang.
Dari perjalanan seksualnya itulah lalu tersingkap topeng-topeng kemunafikan para aktivis mahasiswa yang kerap meniduri dan ditidurinya. Lebih ironis lagi, terbongkar pula sisi bejat seorang dosen yang bersedia menjadi germonya dalam dunia remang komersialisasi pelacuran mahasiswa. Tetapi, sebagaimana takdir yang memang misterius, hidup memang tidak selalu tunggal makna. Di mata Nidah, seks bebas yang dia gumuli bukan sekadar pelampiasan kekecewaan, apalagi penyimpangan moral. Seks bebas Nidah merupakan suatu pemberontakan dan penyangkalan eksistensial atas nama kuasa manusia.




Referensi :






Bahasa Indonesia Sebagai Jatidiri bangsa Indonesia

Bahasa adalah yang paling baik dalam menunjukkan identitas kultural suatu bangsa. Dengan kata lain bahasa menunjukkan bangsa. Bahasa juga merupakan elemen penting dalam kehidupan umat manusia. Karena bahasa merupakan alat komunikasi untuk berinteraksi satu sama lain. Itulah mengapa bahasa menjadi salah satu faktor krusial dalam kehidupan bermasyarakat di dunia. Bahasa, menurut terjemahan bebas adalah kumpulan kata yang mempunyai makna yang diucapkan oleh salah satu indera manusia yaitu indera mulut untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia, bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa Indonesia adalah bahasa melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca(bahasa pergaulan) di Nusantara.
Sebagai bahasa nasional, perjalanan bahasa Indonesia sendiri tidak terlepas dari sejarah yang melahirkan bahasa Indonesia sebagai  bahasa persatuan yang kita gunakan sehari-hari dalam berbagai kesempatan baik formal maupun informal. Secara historis, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dicetuskan pada 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia sendiri merupakan satu dari tiga poin yang dicetuskan oleh para pemuda pada saat Kongres Pemuda. Berbahasa satu, bahasa Indonesia merupakan poin terakhir dari tiga konsep yang dilahirkan pada saat Kongres Pemuda. Bahasa Indonesia diangkat menjadi bahasa persatuan merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan persatuan bangsa bukan hanya dari segi geografis karena kita berada di terirorial yang secara geografis adalah Indonesia, tetapi lebih karena persamaan yang akan menunjukkan sebuah identitas atau jati diri bangsa yang ditunjukkan dari bahasanya dan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah simbol sebuah jati diri bangsa Indonesia yang berdaulat.
Bahasa Indonesia harus mampu menjadi sebuah simbol dari jatidiri bangsa yang bermartabat. Meskipun bukan merupakan bahasa internasional, tetapi akan lebih bijak jika bahasa Indonesia terus dilestarikan. Apalagi, sekarang mulai muncul bahasa-bahasa yang jauh dari standar bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia selayaknya dijadikan sebuah kebanggaan sebuah bangsa yang selalu “bangga’ berbahasa Indonesia.  Meskipun, sekarang mulai merebak ekspansi dari belahan dunia lain yang dikemas melalui hiburan yang mengempur tanah air kita, sehingga menyebabkan generasi muda mulai berbondong-bondong berlatih bahasa asing hanya karena ‘tergila-gila’ akan budaya dan hiburan dari negara asing yang mereka bawa, namun tak selayaknya bahasa Indonesia terpinggirkan dan hanya digunakan sebagai sebuah bahasa komunikasi saja.
Kita wajib bangga dan harus menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, terutama di wilayah territorial kita. Karena bangsa yang beradab dan memiliki peradaban tinggi, pasti akan bangga menampilkan jatidirinya. Di mulai dengan menggunakan bahasa Indonesia secara utuh dalam keseharian, maka kita telah memulai membangun sebuah peradaban yang berdaulat bagi bangsa kita sendiri, bangsa Indonesia.

“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertanah air yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.


Referensi: